PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
ZAT CAIR
Distilasi & Titik
Didih
Disusun oleh:
Kelompok F
Aang Ahmad
Rifa’i :
1210208001
Asep Sudrajat : 121020800
Hilda Nur’anida : 1210208044
Hari
/ Tanggal Praktikum : Rabu/2 Mei 2012
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Destilasi
adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih.
Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair;
kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan
untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan
metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap
dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen
yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip
destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan
cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang
mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap
di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Maksud
dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air.
Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu
didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga
merupakan cara pemisahan yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan
atmosfir, air mendidih pada 100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77 oC.
perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol
air. Prinsip: jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih
banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan
(dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu
akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. (Harahap, 2003).
Pemisahan
dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan karakter sample. Destilasi sederhana, pemisahan ini
dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat
cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi bertingkat, pemisahan
ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang berdekatan.. Destilasi
uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan
memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau memiliki Mr yang tinggi (Tim
Kimia Modul SMKN 13, 2001).
1.2 Tujuan
Percobaan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip
destilasi.
2. Mahasiswa dapat terampil dalam mengkalibrasi thermometer, merangkai
peralatan distilasi untuk pemisahan dan pemurnian.
BAB II
DASAR TEORI
Dalam zat cair, molekul-molekul bergerak secara
konstan dan mempunyai kecenderungan untuk keluar dari permukaannya dan berubah
menjadi molekul-molekul gas, bahkan ketika temperatur masih jauh di bawah titik
didihnya (Wilcox & Wilcox, 1995).
Titik didih suatu zat cair didefinisikan sebagai
temperatur di mana besarnya tekanan uap zat cair tersebut sama dengan tekanan atmosfer,
sehingga terjadi perubahan fasa dari fasa cair menjadi fasa gas. Titik didih
suatu zat cair pada tekanan 1 atm disebut sebagai titik didih normal (Wilcox
& Wilcox, 1995).
Distilasi merupakan salah satu metode untuk memisahkan
dan memurnikan campuran zat cair yang didasarkan pada perbedaan titik didih
dari komponen-komponen yang menyusun campuran tersebut. Pada distilasi, uap-uap
yang berasal dari cairan yang mendidih mengalami pengembunan akibat adanya
kondensor. Uap-uap yang mengembun tersebut kemudian dikumpulkan dalam suatu
wadah penampung (Schoffstal, 1999). Semakin tinggi temperatur, semakin banyak
volume distilat yang dihasilkan.
Berdasarkan jenis campuran yang akan dipisahkan,
distilasi terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya yaitu distilasi
sederhana, distilasi terfraksi, distilasi uap dan distilasi vakum.
2.1
Distilasi Sederhana
Suatu cairan murni, seperti metanol, menunjukkan
kebergantungan tekanan uap terhadap temperatur. Pada temperatur dan tekanan
tertentu, aroma dari metanol mengindikasikan adanya molekul fasa uap yang
berada di atas permukaan cairan. Melalui pemanasan, tekanan uap suatu zat cair
akan meningkat secara perlahan dan kemudian meningkat secara pesat menjelang
titik didihnya (Schoffstal, 1999), seperti yang diilustrasikan melalui grafik
berikut:
2.2 Distilasi Terfraksi
Distilasi terfraksi memperbaiki pemisahan komponen
campuran melalui distilasi sederhana. Secara umum, distilasi sederhana kurang
memuaskan, kecuali jika komponen-komponen penyusun campuran tersebut memiliki
perbedaan titik didih yang sangat besar, sekitar 100oC. Kunci efisiensi dari
distilasi terfraksi terdapat pada jumlah siklus penguapan dan pengembunan yang
terjadi secara berulang-ulang selama proses pemisahan,. Tiap siklus ini setara
dengan pemisahan melalui distilasi sederhana (Schoffstal, 1999).
2.3 Hukum Raoult
Menurut Raoult, tekanan parsial suatu komponen setara
dengan hasil kali tekanan uap komponen murni dengan fraksi mol komponen
tersebut di dalam suatu campuran. Salah satu aplikasi Hukum Raoult yaitu pada
campuran yang terdiri dari dua komponen, yaitu karbon tetraklorida dan toluene.
Salah satu aplikasi dari Hukum Raoult yang menunjukkan hubungan antara fraksi
mol dari komponen karbon tetraklorida dan toluena dengan tekanan uap dari
masing-masing komponen (Wilcox & Wilcox, 1995).
2.4 Hukum Dalton
Salah satu aplikasi yang sudah umum dari metode
distilasi yaitu pemisahan sikloheksana dan toluena. Seperti halnya sikloheksana
murni, campuran dari sikloheksana dan toluena mendidih ketika tekanan uap yang
berada di atas larutan (Ptotal) sama dengan tekanan atmosfer (Patm). Kontribusi
dari masing-masing tekanan komponen terhadap tekanan total disebut sebagai
tekanan parsial, Psikloheksana dan Ptoluena. Hukum Dalton menyatakan bahwa
tekanan total merupakan jumlah tekanan parsial dari seluruh komponen.
2.5 Kalibrasi termometer
Mengkalibrasi titik nol termometer, dilakukan dengan
cara mencelupkan termometer pada campuran air-es yang diaduk homogen, sedangkan
untuk titik skala 100 termometer dilakukan sebagai berikut: isikan kedalam
tabung reaksi besar 10 mL aquades, masukkan sedikit batu didih. Klem tabung
tersebut tegak lurus, panaskan perlahan sampai mendidih. Posisikan termometer
pada uap di atas permukaan air yang mendidih tersebut. Untuk menentukan titik
didih air yang sebenarnya, harus diperiksa tekanan barometer.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-alat yang digunakan
-
Kalibrasi thermometer
Nama
alat
|
Jumlah
|
Gelas kimia
|
1 buah
|
Botol semprot
|
1 buah
|
Thermometer
|
1 buah
|
Batang pengaduk
|
1 buah
|
Stop wach
|
1 buah
|
Tisu
|
Secukupnya
|
-
Distilasi sederhana
Nama
alat
|
Jumlah
|
Rangkaian alat
distilasi
|
1 rangkaian
|
Thermometer
|
1 buah
|
Pembakar spertus
|
1 buah
|
Gelas ukur
|
1 buah
|
3.2 Bahan-bahan
yang digunakan
-
Kalibrasi Thermometer
Nama
bahan
|
Jumlah
|
Bongkahan es batu
|
Secukupnya
|
Aquades
|
Secukupnya
|
-
Destilasi sederhana
Nama
bahan
|
Jumlah
|
Aquades
|
Secukupnya
|
Metanol
|
20 ml
|
Batu didih
|
Secukupnya
|
Air kran
|
Secukupnya
|
3.3 Gambar alat
-
Kalibrasi thermometer
Nama
alat
|
Gambar
|
Gelas kimia
|
|
Botol semprot
|
|
Thermometer
|
|
Batang pengaduk
|
|
Stop wach
|
|
Tisu
|
|
-
Distilasi sederhana
Nama
alat
|
|
Rangkaian alat
distilasi
|
|
Thermometer
|
|
Pembakar spertus
|
1 buah
|
Gelas ukur
|
1 buah
|
3.4 Prosedur
percobaan
A. Kalibrasi
Termometer.
Isi gelas kimia 400 mL dengan
bongkahan kecil es hingga kedalaman 10 cm. Tambahkan sedikit air dingin sampai
sebagian bongkahan mengambang
di permukaan air. Celupkan termometer ke dalam air es ini hingga kedalaman 7
atau 8 cm. Aduk air es pelan-pelan dengan termometer dan amati penurunan suhu
yang teramati pada skala termometer. Ketika suhunya sudah tidak turun lagi, dan
stabil selama 10-15 detik, catat skala termometer tanpa mengangkat termometer
dari dalam air es. Jika pembacaan skala berada dalam trayek 1 °C di bawah/di
atas 0 °C, maka termometer tersebut layak pakai. Jika pembacaan melebihi trayek
tersebut, tukarkan termometer Anda dengan yang baru, lalu kalibrasi lagi.
Keringkan termometer dengan kertas tissue.
B.
Distilasi sederhana
Pasang peralatan distilasi
sederhana (lihat Gambar 6). Masukkan 40 Ml campuran metanol-air (1:1) ke dalam
labu (jumlah maksimum setengah volume labu). Masukkan beberapa potong batu
didih ke dalam labu. Pasang termometer dan jalankan air pendingin. Mulai
lakukan pemanasan dengan api yang diatur perlahan naik sampai mendidih. Atur
pemanasan agar supaya distilat menetes secara teratur dengan kecepatan satu
tetes per detik. Amati dan catat suhu dimana tetesan pertama mulai jatuh.
Penampung diganti dengan yang bersih, kering dan berlabel untuk menampung
distilat murni, yaitu distilat yang suhunya sudah mendekati suhu didih
sebenarnya sampai suhunya konstan. Catatlah suhu dan volume distilat secara
teratur setiap selang jumlah penampungan distilat tertentu, misalnya setiap 5
Ml penampungan distilat sampai sisa yang didistilasi tinggal sedikit (jangan
sampai kering).
BAB IV
ANALISA DATA DAN PERCOBAAN
4.1 Tabel Pengamatan
A. Kalibrasi Thermometer
No
|
Suhu awal
|
5 detik
|
10 detik
|
15 detik
|
1 menit
|
Suhu akhir (8
menit)
|
1
|
270
|
100
|
60
|
50
|
40
|
0,80
|
B. Destilasi
Sederhana
No
|
Suhu
|
Waktu
|
Volume
|
Keterangan
|
1
|
260
|
0 menit
|
-
|
Suhu awal
|
2
|
730
|
3 menit 23 detik
|
3 mL
|
Tetesan awal (volume metanol
|
3
|
760
|
6 menit
|
5 mL
|
Volume methanol
|
4
|
810
|
11 menit 40 detik
|
10 mL
|
Volume methanol
|
5
|
860
|
15 menit 38 detik
|
15 mL
|
Volume methanol
|
6
|
87,50
|
19 menit 51 detik
|
17 mL
|
Volume methanol
|
7
|
88,50
|
21 menit 32 detik
|
19 mL
|
Volume methanol
|
8
|
920
|
23 menit
|
21 mL
|
Volume methanol tercampur air
|
4.2 Kurva Titrasi
4.3 Pembahasan
Pada percobaan distilasi normal ini kami menggunakan
sampel metanol. Metanol tidak bisa dibiarkan dalam keadaan terbuka karena mudah
menguap. Lalu pada percobaan ini kita menggunakan batu didihyang bertujuan tidak
terjadi letupan dan untuk meratakan panas.
Dalam percobaan ini suhu pada waktu terjadi tetesan
adalah 730C volume 3 mL. Suhu konstan terjadi beberapa saat setelah
tetesan pertama hingga suhu berada dalam keadaan konstan. Pada saat sampel
dalam labu distilasi berkurang dan suhu tiba-tiba naik secara drastis maka saat
itu proses distilasi dihentikan. Berdasarkan literatur titik didih metanol 64,7
pada pemanasan kondensor air masuk pada pemanasan kondensor, air masuk berada
dibawah dan air keluarberada di atas. Ini dikarenakan karena uap air melalui
kondensor akan menjadi caiaran sehingga dapat ditampung sebagai hasil distilasi.
Satu hal lagi yang harus diketahui bahwa ikatan hidrogen mempengaruhi cepat
atau lambatnya proses distilasi bagi senyawa yang menggunakan ikatan hidrogen
seperti metanol akan berlangsung lambat. Secara organoleptis, pada tetesan
pertama distilat berupa cairanyang di mungkinkan methanol. Selanjutnya pada temperature
760C, penampung distilat diganti sehingga diperoleh distilat yang
lebih jernih sebanyak 2mL jadi total semuanya 5mL. Pada temperature 810C,
diperoleh distilat ketiga yang bening sebanyak
5 mL jadi totalnya 10 mL. pada saat itu yang keluar masih tetep
methanol. Begitupun pada suhu-suhu selanjutnya masih tetap methanol yang
keluar. Namun pada saat suhu 920C kemungkinan yang kelaur adalah
methanol yang bercampur dengan air karena sudah sangat melebihi titik didih
dari methanol tersebut. Hal ini terjadi karena kelompok kami tidak mengatur
secara teliti suhu dari labu destilasinya.
BAB V
KESIMPULAN
Prinsip
destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan
cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang
mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap
di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat.
Jika
larutan campuran metanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul metanol
menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka
konsentrasi metanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi
dari pada dalam larutan aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
Mayo, D.W., Pike, R.M., Trumper, P.K., (1999), Microscale
Organic Laboratory with Multistep and Multiscale Syntheses, 4th edition,
John Wiley and Sons, Inc., New York, 169-179
Schoffstal, A.M. (1999), Microscale and
Miniscale Organic Chemistry Laboratory Experiments, 1st edition,
Mc Graw Hill, New York, 57-75
Wilcox, C.F., Wilcox,
M.F. (1995), Experimental Organic Chemistry: a Small Scale Approach,
2nd edition, Prentice Hall, New Jersey, 44-65
Wahh, bermanfaat sekali sist infonya! Izin sedot yaa, sist. Thx a lot ^^
BalasHapus